Dibalik Layar Ekspedisi Warisan Kuliner


Diberi kesempatan untuk ikut menulis dalam Ekspedisi Warisan Kuliner adalah salah satu pengalaman yang menyenangkan. Terima kasih banyak untuk Mas Arie yang sudah percaya terhadap saya yang masih baru dalam dunia menulis dan belum banyak memiliki karya namun sudah diberi kesempatan. Berada di dalam tim ekspedisi warisan kuliner banyak sekali ilmu-ilmu baru yang didapatkan berkat latar belakang anggota tim yang berbeda-beda. Bisa kenal penulis lain sekelas Mbak Odil, Mbak Terry, Mbak Meli, Mbak Dina, Koh Jeffry & Mas Arie semuanya keren!


Yang jadi pertanyaan banyak orang adalah, apa sih sebenarya ekspedisi warisan kuliner itu? Jadi, Ekspedisi Warisan Kuliner adalah salah satu program dari Kecap Bango yang mengutus beberapa orang untuk mendokumentasikan mengenai kuliner yang ada dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia. Kalau selama ini di hungerranger saya cuma nulis review eatery, yang akan saya tulis di Ekspedisi Warisan Kuliner adalah lebih ke arah sejarah dan kultur kuliner di Indonesia. Hasil pendokumentasian akan dibentuk menjadi buku. Kalau mau baca press releasenya ada disini: detikfood/jakpost/okefood/ghiboo/vivalife/yukmakan/swa


Bagi kebanyakan orang makan-makan dan jalan-jalan adalah hal yang isinya pure senang-senang. Siapa yang ga pengen kaya Pak Bondan? Icip sana icip sini, keliling kota liat hal-hal baru. Saya pun berpikiran hal yang sama. Sampai akhirnya ditugaskan pada kesempatan yang pertama. Ternyata ada juga beberapa kendala yang untungnya berhasil diatasi. Beberapa juga dibantu langsung dengan Mas Arie, Mas Agoes (Fotografer Ekspedisi Warisan Kuliner Bagian DIY), Dadad (udah pada tau beliau kan? :)) Penulis Hungerranger, sekaligus Local Fixer DIY Bantul, Kulon Progo & Gunung Kidul) dan Mbak Vita (Penulis Ekspedisi Magz, Local Fixer DIY Jogja Kota & Sleman)


Ah apa iya makan-makan jalan-jalan tok ada kendalanya? Ya ada dong, namanya pekerjaan pasti ada plus minus. Yang pertama adalah tummy management. Di Provinsi DIY, kami rata-rata makan sehari ada di 9 tempat. Bayangkan kamu biasa makan 3 kali sehari atau jadi 5 kalau plus snack, lalu berubah ke 9. Pagi-pagi kita udah ngubek pasar, siang sampai malem cari-cari tempat makan. Khusus untuk makan siang cari tempat makan yang enak buat santai karena perutnya udah pada keberatan makan dan kadang berhenti di Mesjid buat break numpang tidur. Hahaha. Dari banyak tempat tersebut kami tidak boleh terlalu kenyang, juga tidak boleh terlalu lapar. Kenyang akan membuat lidah tidak objektif karena makanan akan jadi tidak enak. Lapar juga membuat lidah jadi tidak objektif karena makanan apapun akan terasa enak.


Kalau ternyata makanannya bergejolak di perut, entah terlalu pedas, terlalu asam, atau sekedar ga cocok harus selalu siap sedia norit biar lambung kembali netral. Bukannya promosi, tapi sejauh ini efektif. Karena kalau perut bermasalah bisa-bisa pekerjaan jadi tertunda. Kendala lainnya adalah saya cuma ngerti bahasa jawa ngoko, saya ga ngerti bahasa jawa kromo. Jadi kalau udah pake bahasa jawa yang halus saya cuma bisa melongo aja dengernya. Untung Mas Agoes, Mbak Vita & Dadad bisa bahasa jawa semua bantuin saya. Hehehe.


Afterall, kerjaan ini menyenangkan kok. Apalagi tujuannya baik untuk mendokumentasikan kuliner yang ada di Indonesia. Benar kalau kata pepatah modern tuh kerja atas apa yang kamu senangi maka kamu tidak akan merasa kerja sedikit pun. Sekali lagi terima kasih untuk Kecap Bango & Kelana Rasa. Semoga buku ini bisa cepat terbit. Wish us luck! :)

---------------------------------------------------------------------------------------------

berikut beberapa dokumentasi:


"Iki ndog'e mesti gempi, nek ra gempi aku emoh mangan gudeg'e"
Quote Kuliner of the Year by Mas Arie


"Fotografere luwe tenan, selak ngelih aku!"


"Abis makan jeroan, coba cek jantung"


"5 tahun kenal Dadad, sebelum ekspedisi jarang banget bahas kuliner DIY"


"Pose, ini seriusan makan lagi?"


"semua tancaaaap, sapi, kambing, kelinci, kuda, bahkan kepompong sama belalang juga tandas!"


"Kebanyakan makan manis-manis di pasar"


"Kami mau buat boyband"

-------------------------------------------------------------------------------------

Jangan lupa follow: @warisankuliner 
dan download aplikasi warisan kuliner di android: bit.ly/BangoApp

Komentar